Showing posts with label My Lil' Thought. Show all posts
Showing posts with label My Lil' Thought. Show all posts

Friday, April 08, 2011

#892 - Coming Up : Announcement

ENGLISH

Hello Guys, I just want to say that I will have an announcement to make, but NOT NOW! So, wait for it :-P

BAHASA INDONESIA

Halo semua, aku hanya ingin bilang aku akan mengumumkan sesuatu, tetapi TIDAK SEKARANG! Jadi, tunggu yah :-)

Sunday, February 20, 2011

#882 - Three Thought of the Week

ENGLISH
  1. For the last six months, I have been familiar with the power and awesomeness of one popular website in the internet, whose power and awesomeness was pretty much underestimated back in Indonesia: youtube. One day, I somehow wanted to listen to oldies songs (well, by "oldies", I mean the songs that I used to hear to when I was a kid, somewhere in the 90s). I then put the title of those songs in its "search" box, expecting nothing, really, nothing! But then, most of them showed up! Even some oldies Indonesian songs! (well, the success rate for Indonesian songs is much lower than English songs though, obviously, but its rate is not that bad either). One time I also wanted to see the opening/closing of some cartoons/animes I used to watch when I was younger, and I could also find them in youtube! See?? How amazing is that!?!?

    Well, now I fully understand the phrase "youtube procrastination" though, hahaha.

  2. One of the hottest topic in Indonesia this week was the halt of foreign films import to Indonesia. Well, many people have been whining about it (as I observe in Facebook) as now they cannot watch "high quality" films, but I do not think they should worry that much. I somehow feel that this is just like a "game" they play in this business. One side is trying to "bluff" the other side and see how they react as it might establish their position in the negotiation. In a way, it is like "bluffing" in a poker game.

    The thing is, Indonesia is a really big market for films. Indonesia is the fourth largest country in the world in term of population and there are cinemas in every major city in the country, which implies that watching movies in cinema are (easily) accessible for most Indonesians. That is why I do not think those film producers will let Indonesia go "that easy", without any means of necessary measures done.

    I predict that in the very near future, a "deal" will take place and this problem will be resolved.

  3. Sometimes, I just like to skip (or procrastinate) visiting one place because that place is so close to where I live. This was the case with the Delftse Hout, a recreational public park just in the outskirt of Delft. Today, somehow I felt like going out somewhere new and I decided to bike around. I thought this was a good chance to go to Delftse Hout as I had never been there, and it was quite far (in term of biking distance), thus it would make a good exercise, right? So, there I went today.

    And I saw something good! It was a countryside, definitely not a city nor a town, and I think this was the reason why this place is such a popular place for relaxation. Well, I definitely should think about going to this place when I need refreshment as it is just practically next door and it is good for exercising! hahaha

    And it is quite a shame that I went to this place the first time after living in Delft for six months now, lol.


Okay, I do not have many thought this week as my week was full with me preparing for the oral exam that I had last Friday, in which I did really well on it (and I am so pleased with that). Btw, I have also decided to go to Luxembourg next week. Yeaah! I can't wait!

::: A canal near Delftse Hout.

::: A tiny lake in Delftse Hout. This lake was so tiny that after some minutes biking around the lake I was like: "hey, I was here some minutes ago" :-D

::: A nice house in Delftse Hout.

::: Leaning trees in Delftse Hout.

BAHASA INDONESIA

  1. Selama enam bulan terakhir, aku sudah lumayan kenal dengan kekuatan dan kekerenan dari satu situs populer di internet, yang kekuatan dan kekerenannya agak kurang terapresiasi di Indonesia: youtube. Suatu hari, entah kenapa aku koq ingin mendengarkan beberapa lagu lama (yah, maksudnya "lama" itu adalah lagi yang biasanya aku dengar waktu masih kecil, di era 90an gitu deh). Aku kemudian iseng memasukkan judul lagunya di kotak "pencarian"-nya youtube, tanpa mengharapkan apa2. Eh, tapi kemudian beneran muncul loh! Bahkan lagu lama Indonesia juga sebagian ada! (yah, tentu tingkat kesuksesan pencarian lagu lama Indonesia lebih rendah daripada lagu Barat yah, jelas deh, tapi ya itu pun sudah lumayan lah). Satu kali juga aku tiba2 ingin nonton adegan pembukaan/penutupan beberapa kartun/animes yang biasa aku tonton dulu, dan aku juga bisa menemukannya di youtube loh! Nah, keren kan!?!?

    Yah, sekarang aku ngerti deh istilah "youtube procrastination", hahaha.

  2. Satu topik yang sedang hangat diperbincangkan di Indonesia saat ini adalah berhentinya impor film asing ke Indonesia. Yah, banyak orang sudah mengeluhkan tentangnya (seperti yang kuamati di Facebook) karena mereka jadi nggak bisa menonton film "berkualitas tinggi" lagi. Tapi aku rasa sih mereka seharusnya tidak perlu sekhawatir itu deh. Entah kenapa aku koq merasa kejadian ini hanyalah seperti "permainan" yang dimainkan para pelaku bisnis di dunia itu yah. Satu pihak sedang berusaha "menggertak" lawannya dan menunggu reaksinya karena ini akan menentukan posisi mereka. Yah, mirip sama "gertakan" di poker gitu lah.

    Yang jelas adalah, Indonesia adalah pasar besar bagi industri film. Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dari segi populasi dan terdapat bioskop di semua kota utama di seluruh penjuru Indonesia, yang artinya nonton film adalah suatu aktivitas yang (mudah) dilakukan oleh orang Indonesia. Makanya aku rasa produsen film itu tidak akan melepaskan Indonesia semudah itu deh, tanpa segala macam upaya untuk tetap memasarkan produknya di Indonesia.

    Aku duga sih nggak lama lagi, "deal" akan tercapai dan masalah ini terselesaikan deh.

  3. Kadang, aku suka untuk melewatkan (atau menunda-nunda) kunjungan ke satu tempat karena tempat itu dekat dengan tempat tinggalku. Ini adalah kasus yang terjadi dengan Delftse Hout, sebuah taman rekreasi umum yang terletak di luaran kota Delft. Hari ini, entah kenapa aku merasa ingin pergi keluar ke tempat yang baru dan aku memutuskan untuk keliling sambil naik sepeda. Nah, aku rasa ini adalah waktu yang baik untuk pergi ke Delftse Hout karena kan aku belum pernah kesana, dan lokasinya lumayan jauh (dengan ukuran sepeda), yang artinya lokasinya cocok kan untuk olahraga? Makanya aku kesana hari ini.

    Dan aku melihat sesuatu yang bagus! Tempatnya memang terasa di luar kota, jelas nggak kerasa deh aura kotanya, dan aku rasa inilah alasan mengapa tempat ini adalah tempat populer untuk refreshing. Yah, mulai sekarang aku harus mempertimbangkan tempat ini deh kalau aku butuh refreshing karena kan tempat ini bisa dibilang berada di sebelahku, dan juga tempat ini ok buat berolahraga! hahaha

    Dan agak payah juga ya aku baru mengunjungi tempat ini untuk pertama kalinya sekarang, setelah enam bulan tinggal di Delft, lol.
Oke, memang aku nggak ada banyak hal yang terpikirkan minggu ini karena minggu ini full aku konsentrasi untuk satu ujian lisan yang diadakan Jumat lalu, dimana aku menjalani ujiannya dengan sangat baik (dan aku sangat senang karenanya). Btw, aku juga akhirnya memutuskan untuk pergi ke Luxembourg nih minggu depan. Yeaah! Udah nggak sabar!

Sunday, December 19, 2010

#867 - Review of the Year 2010

ENGLISH

I know the end of the year is still relatively pretty far ahead. But because I am going to Italy for my year-end holiday until the 4th of January, I will not have time to post this entry later so I will just post it now. Anyway, I feel like that I kinda want to write an entry like this one, about a review of my life in the year of 2010 (though that entry in the link was only in Bahasa Indonesia, now I am writing bilingual).

Overall, 2010 has been a great, inspiring, and meaningful for me. A lot of things have happened to my life, including moving me to the other part of the world. I have done an above-average number (as for my standard) of traveling this year. I have achieved something. I have got many new experiences. Well, let me elaborate them one by one.

Achievement and Life-Changing Event

The biggest achievement I have done this year is that I graduated with my bachelor degree. I am now entitled to have those three-letter title behind my name (though I have not used it until now :-D). This one was planned, very-well planned. Since I got to the university, I had already planned to graduate in 3.5 years. I worked hard and it paid off: I achieved it. I was so happy and proud of myself.

But then, a question came: "What should I do next?" I had been thinking about it for months. I had two options: to continue studying or to find a job. This was a no-brainer for me, of course I picked the former. But then the next question came up: "Where?" The answer came on the 1st of March, 2010, through this great news: I got a full scholarship to continue my study in TU Delft, in the Netherlands. I was extremely happy at that time, feeling on top of the world as that was such a dream coming true!! I had always been wanting to study abroad, let alone Europe!! And with this economy now, I felt (and still feel) so blessed and lucky to have got this opportunity.

So, I had set a course on what I was going to do next. It was time to make the preparations. The first one was clear: leaving Bandung, the city I had been living in for 46 months. It was kinda emotional and I wrote this entry. And eventually, it was official: I started my life in Bandung on August 7, 2006 and I officially left the city on May 23rd, 2010. I will never forget a great life I had in Bandung.

Then, the big day came: my departure to Europe. It was Wednesday, August 18th, 2010. I was catching Garuda Indonesia flight to Amsterdam with one transit in Dubai (well, two if Jakarta is counted). It was my first inter-continental flight and I was so excited! I arrived in the Netherlands one day later and so it was official: my life in the Netherlands had started.

Trips

Let's change topic to something more fun. One of my passion is traveling. For my standard, 2010 is the year with most trips I have had so far. I have stepped my feet on ten different countries this year (including Indonesia and the Netherlands (of course), and United Arab Emirates (if this counts as I had one hour transit there during my flight to Amsterdam)). Let me elaborate them:

#1. Bali Trip

I went to Bali with my college friends for one week on January. It was such a great week and a dream came true for us. We had been planning that trip for about one year and a half and we were so excited that it finally came to realization.

#2. Three Countries Trip

On June, my friends and I went on a vacation to three countries: Singapore, Malaysia, and Thailand. We got really cheap tickets from AirAsia about nine months prior, and I was happy that it finally came true. This is mainly because I finally visited one place that I had always wanted to go to: Krabi, in Thailand.

#3. China Trip

This was actually a pretty "abrupt" trip as we only planned it some two weeks before the departure. So, I went to China with my mom at the end July until early of August for ten days. It was not really a vacation, but I still did enjoy the trip and in fact: it opened my eyes a lot.

#4. Portugal Trip

This trip was my first "big" trip since I arrived in the Netherlands. I went to Portugal for one week. It was a trip during a quarter break and I think that trip worked so well as it refreshed my mind and put myself on a "working" gear at full throttle. Honestly, for me at this time one year ago, this was a trip that I never thought I would have in less than one year.

#5. Italy Trip

Well, this trip is kinda in the near future. I am going to Italy next Wednesday, and it is going to be two weeks!! Two freaking weeks!! This is the longest trip I have ever had in my life!! I am really excited of this trip and I really wish it will not be snowing next week (as snow apparently paralyzes transportation in Europe now).

#6. Many Other Smaller Trips

I also had many other smaller trips throughout the year. Most of them were just a one day trip, and one other (trip to East Java) was only a two-day trip. In Indonesia, I went to Sukabumi on March and to Tulung Agung and Blitar on April. In Europe, I went around the Netherlands (to Den Haag, Rotterdam, Roermond, Maastricht, and Amsterdam) and Belgium (to Leuven and Ghent).

Overall Life Experience

Overall, I really love my life. I am currently in a state where I had always wanted to be: living in Europe. And the experience has met my expectation. It is not only about the academic life, but it is the overall living experience that I have been in. I have made many new friends, from many different countries (and this is so fascinating btw). I have learnt about how to live in a country that is so different in many aspects than Indonesia. I have experienced new things in life, out of my "box"!! And this is including another thing that I had always wanted to experience in my life: SNOW!! This is great!!



So, how has 2010 been for me? It has been awesome!! I would consider 2010 as one of the best year of my life personally, one year that changed my life. I have accomplished many things in my life, both the serious side and the fun side, this year. I feel really blessed this year, and I am looking forward to another great year just in front of my eyes now: 2011.

::: Bali

::: Phi-Phi Don Bay

::: Maya Beach

::: First Inter-Continental Flight

::: Dutch Windmill

::: Delft

::: Belem, Lisbon, Portugal

::: My First Winter

::: Stunning Winter

BAHASA INDONESIA

Aku tahu akhir tahun masih relatif lama dari sekarang. Tapi karena aku akan pergi ke Italia di liburan akhir tahunku sampai tanggal 4 Januari, aku jadi nggak ada waktu untuk mengepos posting ini nanti, jadi aku post sekarang deh. Ngomong2, aku merasa ingin nulis posting seperti yang ini, tentang review kehidupanku selama tahun 2010 ini (dan aku akan menulis dalam dua bahasa sekarang).

Secara keseluruhan, 2010 adalah tahun yang hebat, penuh inspirasi, dan berarti untukku. Banyak hal yang terjadi dalam hidupku, termasuk memindahkanku ke sisi lain dari planet Bumi ini. Jumlah acara jalan-jalanku juga di atas rata-rata (untuk standarku) tahun ini. Aku sudah mencapai sesuatu. Aku mendapatkan banyak pengalaman baru. Yah, aku akan menguraikannya satu per satu.

Pencapaian dan Kejadian yang Mengubah-Hidup

Pencapaian terbesarku tahun ini adalah aku lulus dengan gelar S1. Aku sekarang berhak menggunakan tiga huruf itu di belakang namaku (walau aku masih belum terlalu menggunakannya sih sampai sekarang :-D). Hal ini memang sudah direncanakan, dengan sangat baik malah. Semenjak aku masuk universitas, aku sudah merencanakan untuk lulus dalam tiga setengah tahun. Aku bekerja keras dan ternyata ada hasilnya: aku mencapainya. Aku sangat bahagia dan bangga terhadap diriku sendiri.

Tetapi kemudian, sebuah pertanyaan muncul: "Apa yang harus kulakukan setelahnya?" Aku sudah memikirkannya semenjak berbulan-bulan sebelumnya. Aku memiliki dua pilihan: melanjutkan kuliah atau mencari pekerjaan. Ini pilihan yang mudah untukku, tentu saja aku memilih yang pertama. Nah, lalu pertanyaan selanjutnya muncul: "Dimana?" Jawabannya muncul di tanggal 1 Maret 2010, melalui berita membahagiakan ini: Aku mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan studiku di TU Delft, di Belanda. Aku sangat bahagia waktu itu, bagaikan di awang-awang karena memang rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan!! Aku sudah sangat ingin sekali belajar di luar negeri, apalagi Eropa!! Dan dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, aku merasa (dan masih merasa) sangat diberkatu dan beruntung karena mendapatkan kesempatan ini. .

Nah, jadi arah hidupku selanjutnya sudah ditetapkan. Sudah waktunya mulai mempersiapkannya. Persiapan pertama sih jelas: meninggalkan Bandung, kota yang sudah kutinggali selama 46 minggu. Waktu itu agak emosional juga dan aku menulis posting ini. Dan, selanjutnya resmilah: aku memulai kehidupanku di Bandung tanggal 7 Agustus 2006 dan aku secara resmi meninggalkan kota itu di tanggal 23 Mei 2010. Aku nggak akan pernah melupakan kehidupanku yang sangat berwarna di Bandung.

Trus, hari besarnya tiba juga: keberangkatanku ke Eropa. Waktu itu hari Rabu, tanggal 18 Agustus 2010. Aku naik pesawat Garuda Indonesia menuju Amsterdam dengan satu transit di Dubai (dua sih kalau Jakarta dihitung). Penerbangan itu adalah penerbangan antar-benua pertamaku dan aku sangat bersemangat! Aku tiba di Belanda sehari setelahnya dan resmilah: kehidupanku di Belanda telah dimulai.

Perjalanan-Perjalanan

Mari kita berganti topik ke sesuatu yang lebih menyenangkan. Salah satu hasratku adalah jalan-jalan. Nah, untuk standarku, tahun 2010 ini adalah tahun dengan perjalanan terbanyak yang pernah kumiliki. Aku sudah menginjakkan kaki di sepuluh negara yang berbeda tahun ini (termasuk Indonesia dan Belanda (tentu saja), dan Uni Emirat Arab (kalau ini dihitung soalnya kan penerbanganku ke Amsterdam transit disana selama sejam). Mari kuurai:

#1. Perjalanan ke Bali

Aku pergi ke Bali dengan teman-teman kampusku selama seminggu di bulan Januari. Minggu itu adalah minggu yang menyenangkan dan bagaikan mimpi yang jadi nyata. Kami sudah merencanakan perjalanan ini selama sekitar satu setengah tahun dan kami sangat bersemangat ketika akhirnya rencana itu menjadi kenyataan.

#2. Perjalanan ke Tiga Negara

Di bulan Juni, aku dan teman2ku jalan-jalan liburan ke tiga negara: Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kami mendapat tiket yang sangat murah dari AirAsia sekitar sembilan bulan sebelumnya, dan aku sangat bahagia ketika saatnya tiba. Ini karena aku akhirnya mengunjungi satu tempat yang memang sudah sangat ingin kunjungi sebelumnya: Krabi, di Thailand.

#3. Perjalanan ke Cina

Perjalanan ini bisa dikatakan "mendadak" karena kami merencanakannya sekitar dua minggu sebelum berangkat. Nah, jadi ceritanya aku pergi ke Cina dengan mamaku di akhir bulan Juli hingga awal Agustus selama sepuluh hari. Perjalanan ini bukan dalam rangka liburan sih, tapi aku masih sangat mengikmati perjalanannya dan malah: ini membukakan mataku lebar-lebar. as not really a vacation, but I still did enjoy the trip and in fact: it opened my eyes a lot.

#4. Perjalanan ke Portugal

Perjalanan ini adalah perjalanan "besar" pertamaku semenjak aku tiba di Belanda. Aku pergi ke Portugal selama satu minggu. Perjalanan ini kulakukan di masa libur kuarter dan aku rasa perjalanan ini sangat baik karena menyegarkan kembali pikiranku dan membuatku dalam mode "siap tempur" menghadapi tugas-tugas dari kampus. Jujur, di tanggal ini tahun lalu, aku nggak pernah menyangka akan bisa melakukan perjalanan ke Portugal ini dalam waktu kurang dari setahun.

#5. Perjalanan ke Italia

Yah, perjalanan ini masih ada di masa depan sih. Aku baru pergi ke Italia hari Rabu besok ini, dan ini adalah perjalanan selama dua minggu!! Ya, dua minggu!! Ini adalah perjalanan terlama dalam hidupku loh!! Aku sudah sangat bersemangat dan aku berharap mudah-mudahan minggu depan nggak bersalju (soalnya salju melumpuhkan sistem transportasi di Eropa nih).

#6. Banyak Perjalanan Kecil Lainnya

Aku juga melakukan banyak perjalanan kecil lainnya sepanjang tahun ini. Kebanyakan darinya adalah perjalanan selama sehari, dan lainnya (perjalanan ke Jawa Timur) adalah perjalanan selama dua hari. Di Indonesia, aku pergi ke Sukabumi di bulan Maret dan ke Tulung Agung dan Blitar di bulan April. Di Eropa, aku pergi keliling Belanda (ke Den Haag, Rotterdam, Roermond, Maastricht, dan Amsterdam) dan Belgia (ke Leuven dan Ghent).

Pengalaman Hidup Secara Keseluruhan

Secara keseluruhan, aku sangat suka akan hidupku. Kini aku berada di posisi yang memang sudah aku ingini sejak dulu: hidup di Eropa. Dan pengalaman ini memang sudah memenuhi harapanku. Nggak hanya tentang kehidupan akademiknya, tapi pengalaman hidup secara keseluruhannya. Aku jadi memiliki banyak teman baru, dari banyak negara (dan ini keren juga kan). Aku juga belajar bagaimana hidup di sebuah negara yang sangat berbeda dalam banyak aspek dari Indonesia. Aku jadi memiliki banyak pengalaman baru dalam hidup, di luar "kotakku"!! Dan tentu ini termasuk satu hal yang memang sudah sangat ingin aku rasakan dalam hidupku ini: SALJU!! Dan ini sangat hebat!!



Nah, jadi bagaimana tahun 2010 ini bagiku sejauh ini?? Wah, sudah keren banget deh!! Aku secara pribadi mengategorikan 2010 sebagai salah satu tahun terbaikku. Aku mencapai banyak hal di tahun ini, baik di sisi serius maupun di sisi menyenangkannya. Aku merasa sangat terbekati tahun ini, dan aku menunggu tahun berikutnya yang juga hebat: tahun 2011 yang sudah ada di depan mata.

Saturday, November 27, 2010

#863 - Five Thoughts of the Week

ENGLISH

  1. Lately, my entries have been about traveling, traveling, and traveling and not really much about what I have been going through in my daily life here. I am afraid it triggers the impression that what I do here in the Netherlands is just having fun and going around freely like a person who has nothing on his shoulder. Well, of course it would have been nice, but that is not the way life is, right? In a daily basis, I work my ass off working on all stuffs from my campus. I know that I must work hard but it does not mean I need to be on working mode 24/7, right? A little balance plays a vital role to succeed.

  2. You might recall that I am a big fan of the sitcom How I Met Your Mother. Well, true, I am a big fan, but not a hardcore fan, apparently. Back in Indonesia, the only way I watched this sitcom is through tv. And since everything was kinda left behind in Asia, I had only watched (almost) three seasons of HIMYM before I moved to the Netherlands this August. Kinda sad because this year, the sixth season is on air in the US.

    Anyway, so last week my friends talked about the fifth season of HIMYM and I asked them where they watched it. They said they watched it online and I asked them for the link and they gave me that link. So, up to now, one week after my friends gave me that link, I have finished season 4. It means that I have watched one and a quarter season (because I had to "patch" some "holes" in season three as I missed some episodes of it back in Indonesia). Wow, kinda proud of it, LOL.

  3. It is quite surprising to see Clint and Steuart lost in this week's episode of The Apprentice US season 10. The editors made it like they would win while Liza and Brandy screwed up. This was a smart "move" by the editors as this far, we have been "fed" with the impression that Liza was useless while Clint and Steuart would likely to be the final two (with their impressive winning streak and boardroom-free until this stage of the competition) and Brandy was kinda strong but tend to play it "safe". If we "believe" the story the editors told us, we would have guessed Liza would probably be fired this week. See, smart move, right? They made us think Liza was the weakest candidate out of the four and they made us think her team screwed up this week. But in the end, Liza and Brandy won and it totally went out of the (pre-designed) expectation!

    Anyway, but I agree that it must have been a really difficult call for Donald Trump to make a decision whether he would fire Clint or Steuart. And I also like both of them. They were really classy up there in the boardroom. They respected each other and did not throw the other one under the bus with sadistic heartless dirty move (like, apparently, some other candidates (not only from this season but also from many previous seasons) did).

    Next week's episode will be the first part of the finale, which means that at the beginning of the episode, one of the remaining three would be fired. If I have to guess now, based on the story the producers have thrown to us, I think Liza would likely to be fired at this point. But we will see... .

    Anyway, it makes me think of something. Let's say, in this episode, Clint and Steuart had won. So, Trump had to fire either Liza or Brandy. Clint and Steuart were safe, and they were (of course) the most favorite finale candidates. Would Trump still (only) have fired one candidate between Liza and Brandy or would he have fired both Liza and Brandy just like what he did in the final four of season four and five where he fired both candidates in the losing team of the final four? Quite interesting...

  4. I am excited when I read the weather forecast for this week that it would be snowing in Delft!! Well, having lived in Indonesia for my whole life until last August, of course I have never experienced "snowing" weather in my life. That is why I am so excited!! Last Wednesday, I read it would be snowing that night. I was so exhausted that day because Wednesday is a long day for me this semester. But I tried my best to stay awake as I wanted (that bad) to see the snow. Until midnight, it was still not snowing. Sure it was damn cold outside my room, but there was still no snow. Okay, I gave up. I went to bed. The next morning, my friend posted some pictures in Facebook that that night, it was really snowing in my neighborhood!! It was at about 2 AM!! Daaaammmnnnn....

  5. This sucks:
    .
    I know that they put their ad there and it was from the ad that the live coverage streaming could be performed. But: Did they really have to put the ad there?? It blocked the score for God's sake!! Why did not they move it just a little bit away so that watcher can still enjoy the broadcast completely with the factual scoreline?

BAHASA INDONESIA

  1. Akhir-akhir ini, posting-ku berkutat di seputar jalan-jalan, jalan-jalan, dan jalan-jalan dan bukan tentang apa yang terjadi sehari-hari disini. Aku agak khawatir kalau hal itu menyebabkan munculnya impresi bahwa apa yang aku lakukan di Belanda ini hanyalah bersenang-senang dan keliling-keliling dengan bebas tanpa beban. Yah, memang sih hal kaya gitu tuh menyenangkan sekali, cuma masalahnya hidup tu nggak seperti itu kan? Sehari-hari, aku juga kerja keras banget nih mengerjakan banyak hal dari kampus. Aku tahu bahwa aku harus bekerja keras tapi bukan berarti aku harus selalu dalam mode bekerja setiap waktu kan? Keseimbangan kan memainkan peran penting untuk sukses.

  2. Mungkin pada ingat kalau aku sangat ngefans sama sitkom How I Met Your Mother. Yup, betul bahwa aku sangat ngefans sama HIMYM, tapi nggak fanatik, ternyata. Waktu di Indonesia dulu, aku hanya menonton sitkom ini di tv. Dan karena semua hal itu agak tertinggal di Asia, aku hanya menonton (hampir) tiga musim pertama dari HIMYM sebelum aku pindah ke Belanda Agustus lalu. Agak menyedihkan juga sih, soalnya tahun ini musim keenam dimainkan di Amrik.

    Ngomong2, minggu lalu temanku ngobrol tentang musim kelima dari HIMYM dan aku bertanya ke mereka dimana mereka nonton. Kata mereka sih mereka nonton online dan aku meminta link-nya dan kemudian mereka memberiku link-nya itu. Nah, sampai sekarang, seminggu setelah temanku memberiku link itu, aku sudah selesai menonton musim keempat. Yang artinya, aku sudah menonton sekitar satu seperempat musim (soalnya aku juga harus "menambal" beberapa "lubang" di musim tiga karena aku nggak sempat nonton beberapa episode itu di Indonesia). Cukup bangga dengannya, LOL.

  3. Agak mengejutkan juga melihat Clint dan Steuart kalah di episode minggu ini dari The Apprentice US musim 10. Editornya membuat seolah-olah mereka akan menang sementara timnya Liza dan Brandy kacau. Ini adalah "langkah" cerdas dari produser karena sejauh ini, kita sudah dijejali dengan impresi bahwa Liza itu tidak berguna sementara Clint dan Steuart sepertinya akan menjadi dua besar (dengan kemenangan beruntun mereka yang impresif dan bebas dari boardroom sejauh ini) dan Brandy itu lumayan kuat tapi cenderung bermain "aman". Kalau kita "mempercayai" apa yang diberikan editor kepada kita, kita akan menduga kalau Liza yang akan dipecat minggu ini. Nah, langkah cerdas kan? Mereka membuat kita berpikir Liza adalah kandidat yang terlemah di empat besar dan mereka membuat kita merasa timnya Liza kacau. Tapi akhirnya, Liza dan Brandy menang dan ini benar-benar mengejutkan!

    Ngomong-ngomong, aku setuju sih kalau minggu ini adalah minggu yang berat untuk Donald Trump untuk memutuskan apakah ia akan memecat Clint atau Steuart. Aku juga suka keduanya. Mereka sangat berkelas di boardroom. Mereka saling menghormati satu sama lain dan tidak memfitnah satu sama lain dengan cara yang kotor nan sadis dan kejam (kaya yang, ternyata, dilakukan kandidat lain (nggak hanya dari musim ini tapi dari banyak musim sebelumnya)).

    Episode minggu depan adalah bagian pertama dari final, yang artinya di awal episode, satu diantara tiga yang tersisa akan dipecat. Kalau aku harus menebak sekarang, berdasar cerita yang telah produser acara berikan ke kita, sepertinya Liza yang akan dipecat di titik ini. Tapi akan kita lihat... .

    Ngomong2, jadi kepikiran satu hal nih. Andaikata nih, di episode minggu ini, Clint dan Steuart menang. Nah, kini Trump harus memecat antara Liza atau Brandy. Clint dan Steuart aman dan mereka (tentu) adalah kandidat favorit untuk berada di final. Apakah Trump masih akan (hanya) memecat satu di antara Liza dan Brandy atau dia akan memecat kedua Liza dan Brandy seperti yang ia lakukan di empat besar di musim empat dan lima dimana ia memecat semua kandidat di tim yang kalah di empat besar? Menarik....

  4. Aku sangat bersemangat ketika membaca ramalan cuaca bahwa minggu ini akan bersalju di Delft!! Yah, karena sebelum ini selalu tinggal di Indonesia sampai Agustus lalu jadinya aku belum pernah merasakan yang namanya cuaca "bersalju" selama ini. Makanya aku sangat bersemangat karenanya!! Rabu alu, aku membaca bahwa malam itu akan bersaljut. Aku capek sekali hari itu karena Rabu adalah hari paling melelahkan buatku. Tapi aku benar-benar mencoba untuk tetap bangun selama mungkin karena aku (sangat) ingin melihat salju itu. Sampe tengah malam, koq belum turun ya saljunya. Akhirnya aku menyerah deh karena memang sudah capek banget, dan aku tidur. Keesokan paginya, temanku mengunggah beberapa foto di Facebook bahwa malam itu memang bersalju di tempatku!! Cuma saljunya turunnya jam 2 pagi!! Siaaaaaaallllll....

  5. Hal ini menyebalkan sekali:
    .
    Aku tahu benar bahwa mereka beriklan di situ dan dari iklan itulah tayangan langsung via internet ini bisa dilangsungkan. Masalahnya: Apa iya gitu iklannya harus ditaruh disitu?? Itu kan nutupin skornya woi!! Mbok ya dipindah dikit kemana kek gitu iklannya, jadi penonton masih bisa menikmati tayangan utuh lengkap dengan skor sementaranya.

Monday, November 01, 2010

#857 - 31 October

ENGLISH

I think one intermezzo entry before continuing my Portugal Trip entry won't hurt, so here we go, hehe.

Last Sunday was October the 31st. Well, what is identic with that date? Well, when I hear this date, I don't think anything, honestly, probably just "another end of a month". But if I am forced to think a bit further, okay, I then think about "Halloween". In the Netherlands, Halloween is not that widely "celebrated" (well, at least based on my experience here and I don't know whether I can generalize it or not). Unless that two weeks ago there was a Halloween party (yup, the party was two-week early because this year's Halloween is exactly in the middle of exam weeks and of course no student is in the modd of party-ing in that circumstances).

Anyway, what I want to write is not about Halloween, but about my experience I had last Sunday. That was: having one day with 25 hours in it (yeah, twenty FIVE)!! Well, for those who are used to live in the northern-latitude part of the globe (and probably the southern), this might not be a "weird" thing. But it is for those who are used to live in the equatorial area (i.e Indonesia). It never happens there, hahaha.

Last Sunday October the 31st, there was a time adjustment, called the Daylight Saving Time (DST). In a year, two adjustments take place, during the transition to summer (in spring) and the transition to winter (in fall). Last October the 31st, it was the transition to winter. The adjustment was done by "rewinding" the time for one hour. So, last Sunday, at 3 AM, suddenly the time was "reverted back" to 2 AM "again". It meant that last Sunday had one extra hour, which meant that that day had 25 hours. Well, this winter time is actually the "actual" European time, which means that the time difference between Western Indonesian Time and Greenwich is 7 hours (only six hours in the summer time due to this DST). DST takes place so that the sun doesn't rise "too soon" in the summer (because during summer, day in Europe is longer than night, just like when I first arrived at the Netherlands last August, the sun rose at 6 AM and set at 9 PM), so the time was forwarded back one hour.

Well, I personally have no problem with this DST as it means that I have one extra hour to sleep to study, hahaha. But the "annoying" effect is the transition to the summer time next spring. Because the time is forwarded by one hour, it means that the transition day will only have 23 hours, which means that the time to sleep will be reduced by one hour the time to do activities is reduced by one hour.

Well, that's pretty much this entry. I am now kinda busy with an exam that will take place this Thursday and two assignments due next week. Maybe I will post the next part of my Portugal trip entry a little bit late, but I will work on it really soon, hehehe :-)



BAHASA INDONESIA

Satu posting selingan dulu ya sebelum melanjutkan cerita perjalanan ke Portugal, hehe.

Hari Minggu lalu adalah tanggal 31 Oktober. Apa hal yang identik dengan tanggal itu? Rasanya, begitu dengar tanggal ini, aku nggak berpikir apa-apa sih, paling hanya "akhir bulan". Kalau dipaksa berpikir agak jauhan dikit, baru deh terpikir "Halloween". Di Belanda, Halloween nggak se-wah itu untuk dirayakan sih (nggak tahu juga apakah aku bisa meng-generalisir-nya atau tidak, yang jelas sih dari pengalamanku tahun ini, gemanya tidak terlalu terasa), kecuali dua minggu yang lalu ada party bertemakan Halloween (yup, party-nya dua minggu sebelum Halloween berlangsung, soalnya hari Halloween tahun ini berada di tengah-tengah minggu ujian. Jelas lah nggak ada mahasiswa yang mood nge-party di tanggal-tanggal kaya gini, hahaha).

Eniwei, yang mau aku tulis bukanlah tentang Halloween, tapi tentang pengalaman pertamaku yang kualami hari Minggu lalu. Pengalaman itu adalah: merasakan satu hari yang panjangnya 25 (ya, dua puluh LIMA) jam!! Bagi yang sudah terbiasa hidup di daerah lintang utara (dan selatan mungkin?), mungkin hal ini nggak aneh ya. Tapi buat yang terbiasa hidup di daerah ekuator (misalnya Indonesia), hal ini aneh karena tidak pernah terjadi, hahaha.

Jadi, hari Minggu tanggal 31 Oktober lalu, terjadi penyesuaian waktu yang disebut Daylight Saving Time (DST). Dalam setahun, dua kali penyesuaian waktu DST dilakukan, pada perpindahan ke musim panas (di musim semi) dan perpindahan ke musim dingin (di musim gugur). Tanggal 31 Oktober lalu, penyesuaian ini adalah perpindahan ke musim dingin. Penyesuaian dilakukan dengan "memundurkan waktu" selama satu jam. Jadi, subuh hari Minggu lalu, waktu jam 3 pagi, tiba-tiba waktunya "mundur" jadi jam 2 pagi "lagi". Jadilah hari Minggu lalu mendapat jatah tambahan satu jam "ekstra", yang artinya dalam sehari ada 25 jam. Nah, waktu musim dingin ini sebenarnya adalah waktu "asli" Eropa, yang artinya beda waktu antara WIB dengan Greenwich benar-benar tujuh jam di musim dingin (di musim panas hanya enam jam karena DST ini). DST dilakukan agar di musim panas si matahari nggak terbit "kepagian" (karena di musim panas, siang di Eropa lebih lama daripada malam, waktu aku baru tiba di Belanda Agustus lalu saja, matahari terbit jam 6 pagi dan terbenam jam 9 malam), makanya waktunya dimajukan satu jam.

Aku sih senang-senang aja sama DST kali ini sih, soalnya jadi memiliki satu jam ekstra untuk tidur untuk belajar, hahaha. Tapi, efek "menyebalkan" DST adalah perpindahan waktu ke musim panas nanti. Karena jam dimajukan, artinya hari perpindahan waktu itu hanya akan memiliki 23 jam. Yang artinya, waktu tidur jadi berkurang sejam waktu beraktivitas menjadi berkurang sejam.

Yah, itulah posting selingan kali ini. Aku sekarang sedang sibuk sama ujian yang akan berlangsung hari Kamis besok ini dan dua tugas yang menanti untuk minggu depan. Mungkin kelancaran pemublikasian bagian selanjutnya dari cerita perjalanan ke Portugal akan sedikit tersendat. Tapi aku usahakan segera beres kok, hehehe :-)

Friday, August 13, 2010

#839 - In the State of Sleepiness

I am not really in the mood of writing bilingual right now. You might be able to guess the reason(s) why if you have all the time (to kill) to read through this whole entry.

According to my computer, it is now 3.16 AM in the morning when I start writing this entry. Well, because I currently have no obligation to turn my alarm on to get me up later on this morning, I end up sitting in front of my computer and just had a spontaneous idea a few minutes ago to write this up :-)

Well, I have just been reminiscing my last trip to China and as I concerned at the end of that entry, there were several side-stories which I did not write there. *Damnit, I only planned to write one single entry about my trip to China and now I (might) end up with at least two of them*. Because on one side I am already sleepy, I will keep this for later. Haha, gotcha!!

Anyway, so basically, at this very time next week, I will have already been in another continent, in the other part of the world, probably wandering around in my (new) apartment settling stuffs. Just a few days ago, I felt a bit petrified of this idea. It will be a huge step for me to make. I am leaving this nice tropical country to a country with four seasons a year. I am leaving this country for a pretty long period of time. I am leaving this community to get into a new community which is in contrast difference. I am getting OUT of the box. Well, this term doesn't really illustrate the feeling I had (and might still have though). This might work better :

"I am getting out the box which is wrapping the box which contains my box!!"

and the actual process is in less than one week per now. Well, to much dramatic as it might sound right now (probably it is the effect of being half-sleepy right now) and it is up to you if you want to say that I just dramatically exaggerating things, but in my mind it is a huge deal :-) Getting out of the box is never an easy step to make. I have known it better myself. But I know for sure that once I do it, I will be just fine. Sure it will require some time for me to finally settle in but my experience told me I will (also) nail this one. I can say now that I am no newbie to this process. I stepped on the exact similar path four years ago when I moved to Bandung. The difference is this time it is in a different new league, I am going for the bigger fish. My four years of experience in Bandung should have prepared me well for it. I know it seems big and intimidating at times, but what the hell, I know I can do this!

On the other side, now I am filled with all the joy and excitement. The excitement of moving to a new and completely-different-basically-in-every-aspect place, meeting new people from much more diverse background (this experience is limited if I only stay in Indonesia, at least based on my experience in Bandung), moving to a much more developed country, and all other uncountable excitement!! I wonder how I will deal with all of those and how I will adapt myself. Well, I am currently not saying about how or what I will study once I am there. Sure it is important and that will be my main agenda and activity once I am there, no question, period. But I am now speaking about the bigger thing, the bigger picture, the idea of moving more than 10,000 km away from my geographical comfort zone. That is all so exciting!!

In some ways, I want things to stay the way they are. You know, my staying at home, helping my parents with all the business (maybe I will write something about this in the future, just maybe. I have quite a workload on this one these past few months), chatting and hanging out with friends, basically having so much fun. In some other ways, I can't wait for the new era of my life to begin (yeah, I think the word 'era' is more illustrative here as it seems 'bigger' than just 'chapter'). Which one do I prefer? The former one means that I will stay in my comfort zone, in my big-comfortable-nice-friendly-tropical box while the latter means that I will leave all that for something completely new for me. Again, which one do I choose? No-brainer, the latter. Beside the fact that I would be a complete idiot if I decided to pick the former NOW (because (almost) everything has been set up), I guess I am quite in for a challenge here. My experience has taught me best that picking the latter will be a bold yet smart decision to make for me.

Well, I think I have already mentioned that last sentence earlier in this entry. Haven't I? Or have I? Whichever it is, the thing I know for sure is that it means I need to get a good sleep now. The clock is now 3.54 AM and I can't believe it took me 38 minutes just to write this weird and unplanned entry about my random thought which I think is likely to come up because of sleepiness in my head.

Okay, that is it for now.

Monday, June 28, 2010

#828 - The Use of Technology

ENGLISH

Before I continue the story of my vacation to three countries, I'd like to write something else as an interlude first.

So, last night one of the most-awaited (I guess (?)) match in this edition of World Cup was held. It was between two of the strongest teams, Germany and England. Well, honestly, this year I do not support either of these teams, so I hope I am neutral and unbiased here.

Anyway, one part of the match was really controversial. Quoted from one of the link: "With England trailing 2-1 in the first half, Lampard’s shot from just outside the area hit the crossbar and bounced down. Replays showed the ball had crossed the goal line. After landing inside the goal, the ball spun back into play." Really controversial, rite? It should have been 2 - 2 .

Then, I got this info that apparently, some months prior, FIFA rejected the use of video technology to help referees decided whether disputed goals should be given. It was also controversial at that time, but I managed to find a pretty unbiased article here.

Well, I still don't understand FIFA's decision. Football is one kind of sport which, of course, respects fairness. If one teams scores a legal goal, than they deserve to get the goal, right? The problem is that because of human's flaw, sometimes the goals are overruled. This is actually understandable since sometimes it happens in just split seconds on that huge field and no wonder the referee misses it. With this techno-era, we have some people developing a technology to help referees to determine whether a "goal" is legal or not. It is supposed to be a good news, right? Because it will simply bring more fairness to the sport. But then, FIFA rejected it!!

Football would not gonnabe the first sport to implement technology (if FIFA had accepted it) in it. Since some years ago, the hawk-eye system has been used in some sports, named tennis and crickets. Since then, I believe, it has improved the fairness of the game. Many bad calls have been contested and "turned" into good calls. So, technology in sport is not a new thing.

If FIFA feared that football would not be "human", well, FIFA, as the international governing body, still can put some "restrictions" into the degree of technology to be put in the sport. In some tennis tournaments, each player can only "challenge" calls three times per set while there is a chance that there are more than three bad calls per set, noone knows. But at least, the "new" system has helped the match to have (maximum) three lesser bad calls per player per set. In football, one restriction FIFA can apply is to allow ONLY the "goal-crosschecking" technology, for instance. This "goal-crosschecking" technology is, I think, necessary because a goal is probably the most sensitive and important thing in a match. The number of it determines the winner and the loser of the match. This will surely help the referee's job. The installment of this technology will not bring the sport to 100% fair play, but at least it is getting closer to it.

So, actually FIFA doesn't have to worry about the "other technology" or the potential "technologizing" of the sport. This is because FIFA has the power to limit that. If FIFA doesn't think the other technology is that crucial to be installed in the sport, then don't be it!! But what FIFA still has to remember is that fairness must still be upheld in the sport. I know football is (likely) the most popular sport in the world but it doesn't mean FIFA can let unfairness keep going on while a new technology is available to prevent (or at least reduce) it just for the sake of "why should we have technology in a game where the main part should be humans". It is either FIFA works on it or people will (slowly) "leave" the sport. The number might not be significant though, but it is a bad promotion for football, right?

Well, this is probably because FIFA has its own focus. Its focus is on the "traditional and conventional" game while my focus here is on the "fairness". Apparently these two are contradictive as the more of one of them means the lesser of the other one. The focus is supposed to be on the more important one. So, which one is??

::: England's Only Goal.

note : picture was taken from here. Credit: Breloer/AP

BAHASA INDONESIA

Sebelum melanjutkan cerita liburanku ke tiga negara, aku ingin menulis sesuatu dulu nih sebagai selingan.

Jadi, kan semalam salah satu pertandingan yang paling ditunggu (aku rasa(?)) dari edisi World Cup kali ini telah diadakan. Pertandingannya adalah antara dua dari tim-tim terkuat, Jerman dan Inggris. Yah, jujur nih, tahun ini aku nggak mendukung yang mana pun dari kedua tim ini, jadi ya mudah-mudahan aku netral dan tak bias disini.

Ngomong2, satu bagian dari pertandingan semalam sangatlah kontroversial. Aku kutip dan terjemahkan langsung dari salah satu link: "Ketika Inggris sedang tertinggal 2-1 di babak pertama, tendangan Lampard dari luar area (penalti) mengenai tiang atas gawang dan memantul ke bawah. Tayangan ulang menunjukkan bahwa bola telah melampaui garis gol. Setelah memantul di dalam gawang, bola dimainkan kembali". Nah, kontroversial kan? Harusnya skornya jadi 2 - 2 tuh.

Kemudian, aku mendapat info ini bahwa ternyata, beberapa bulan yang lalu, FIFA menolak penggunaan teknologi video yang dimaksudkan untuk menolong wasit menentukan apakah bola dinyatakan gol atau tidak. Waktu itu keputusan ini juga kontroversial, tapi aku nemu satu artikel yang cukup tak bias disini.

Yah, aku sih nggak mengerti ya sama keputusannya FIFA. Sepakbola kan satu olahraga yang, tentu saja, menunjung tinggi sportivitas. Jika satu tim mencetak satu gol sah, ya mereka berhak dong mendapat gol itu kan? Masalahnya adalah karena kelemahan manusia, kadang gol itu dibatalkan. Ini sebenarnya bisa dimengerti karena kadang peristiwanya kan terjadi dalam waktu sepersekian detik di lapangan yang besar banget itu kan dan nggak heran dong kalau wasitnya melewatkannya. Nah, di era teknologi seperti sekarang ini, ada beberapa orang yang mengembangkan teknologi untuk membantu wasit menentukan apakah sebuah "gol" itu sah atau tidak. Teknologi ini seharusnya merupakan berita bagus kan? Karena ya tentu saja teknologi ini akan lebih membawa keadilan di olahraga ini. Tapi kemudian, FIFA menolaknya!!

Sepakbola bukan akan menjadi olahraga pertama yang menggunakan teknologi (kalo FIFA waktu itu menyetujuinya) di dalamnya. Sejak beberapa tahun yang lalu, sistem hawk-eye telah digunakan di beberapa olahraga, misalnya tenis dan crickets. Sejak itu, aku percaya, bahwa tingkat keadilan di olahraga tersebut telah naik. Banyak keputusan buruk telah "ditantang" dan "diubah" menjadi keputusan yang baik. Jadi, teknologi dalam olahraga bukanlah hal yang baru.

Jika FIFA takut sepakbola tidak akan menjadi "manusiawi", yah, FIFA sebagai badan sepakbola internasionalnya, kan bisa memberikan "batasan-batasan" mengenai sejauh mana teknologi bisa dilibatkan dalam sepakbola. Di beberapa turnamen tenis, setiap pemain hanya bisa melakukan "challenge" sebanyak tiga kali per set ketika bisa saja kan jumlah keputusan buruk dalam satu set lebih dari tiga kali, nggak ada yang tahu. Tapi setidaknya, sistem yang "baru" ini telah membawa pertandingan untuk memiliki (maksimum) lebih sedikit tiga keputusan buruk per pemain per set. Di sepakbola, satu pembatasan yang bisa FIFA lakukan adalah HANYA mengizinkan teknologi "pengecekan gol" saja, misalnya. Teknologi "pengecekan gol" ini kurasa penting karena gol adalah (mungkin) hal paling sensitif dan penting dalam satu pertandingan. Jumlahnya menentukan pemenang dan pecundang dari suatu pertandingan. Ini tentu akan sangat membantu pekerjaan wasit. Pemasangan teknologi ini tidak menjamin keadilan akan tercapai 100% tetapi setidaknya pertandingan sepakbola menjadi lebih "dekat" ke keadilan tersebut.

Jadi, sebenarnya FIFA tidak harus khawatir dengan "teknologi lain" atau potensi "penteknologian" sepakbola. Ini karena FIFA memiliki kekuatan untuk membatasinya. Kalau FIFA tidak merasa suatu teknologi penting untuk dipasang di sepakbola, ya nggak usah!! Cuma apa yang harus FIFA ingat adalah keadilan kan harus dijunjung tinggi dalam olahraga. Aku tahu sepakbola (mungkin) adalah olahraga paling terkenal di dunia tapi bukan berarti FIFA bisa membiarkan ketidak-adilan terus terjadi dong padahal jelas ada satu teknologi yang bisa membantu untuk mencegahnya (setidaknya menguranginya) hanya demi alasan "kenapa kita harus memiliki teknologi dalam permainan dimana bagian utamanya adalah manusia". Ini sih antara FIFA harus memikirkan jalan keluarnya atau orang akan (perlahan-lahan) "meninggalkan" olahraga ini. Jumlahnya mungkin nggak akan signifikan, tapi ini adalah promosi buruk bagi sepakbola, kan?

Yah, ini sih mungkin karena FIFA memiliki fokusnya sendiri. Fokusnya adalah pada permainan "tradisional dan konvensional" sementara fokusku disini adalah"keadilan". Ternyata, keduanya cukup bertentangan karena pemilihan yang satu akan mengurangi porsi yang lain. Tentu seharusnya fokus diarahkan pada mana yang lebih penting. Nah, yang mana nih??

Thursday, June 10, 2010

#824 - Problems Before Fun

ENGLISH

Well, tomorrow, my vacation to three countries officially starts!! Woo Hoo!! I am catching AirAsia's flight from Yogyakarta to Singapore. On Sunday, I am going to Thailand.

Anyway, one thing is kinda weird. Just before my vacation (fun), suddenly all problems appeared!! I wont's specify those problems, but I will write it in later entries as each of them belongs to each topic, which I have a plan to write about anyway, hehe, so be patient!! :-) But my point is that, somehow, just before the "fun", it seems that we have to "pay" for it in advance, with all those problems we have to deal with. Is it just me or what?? Hmmm

Well, but now that I think about it, actually the thing that makes something interesting, exciting, and memorable is problems. If everything goes fine and smoothly, always going just as the way we predict, it is not interesting nor memorable anymore, is it? Haha, I know that in some ways, this statement can be seen as a "comforting statement" for myself, because I encountered these problems. Maybe it is true.

Haha, for now, there is nothing much I can say. So, I'll just attach some gastronomic pictures :-)

::: Not so tasty Indian Curry at a new Indian Restaurant in Jogja.

::: Not so tasty mutton satay.

::: TASTY Fried Ribs with Onion. My favorite menu at Iga Bakar Sagan.

::: Surprisingly TASTY "Pisang Goreng" (Fried Banana) at Iga Bakar Sagan.

::: Not so tasty martabak I had two days ago.

::: Lopis, A Local Delicacy from Jogja, made from "ketan" (one "sticky" form of rice)

::: Sesame Fried Chicken I had yesterday.

BAHASA INDONESIA

Besok, liburanku ke tiga negara resmi dimulai!! Asiiik!! Aku akan naik penerbangan AirAsia dari Yogyakarta menuju Singapura. Di hari Minggu, aku akan pergi ke Thailand.

Ngomong2, satu hal kerasa aneh deh. Sebelum liburan (bersenang2) dimulai, koq tiba2 banyak masalah muncul yah!! Sekarang aku masih belum akan menuliskan masalahnya apa, cuma akan aku tulis nanti koq karena tiap masalah itu merupakan bagian dari tiap topik yang memang aku rencanakan untuk aku tulis nanti, hehe, jadi sabar yah!! :-) Yah, intinya adalah, kerasanya itu, sebelum "bersenang2", sepertinya kita harus "membayarnya" di depan, dengan semua masalah yang harus kita hadapi itu. Ini cuma aku saja atau tidak sih?? Hmmm

Yah, kalo dipikir2 lagi seh, sebenernya hal yang membuat sesuatu itu menarik, asyik, dan berkesan adalam masalah. Kalau semuanya lancar-lancar aja, semuanya seperti yang diprediksikan, nggak asik atau berkesan lagi deh, bener nggak?? Haha, memang sih ini kedengarannya seperti pernyataan "penghiburan diri sendiri" dariku. Eh, mungkin juga tuh

Haha, untuk kini, belum banyak yang bisa aku tulis. Jadi, aku unggah beberapa foto yang berhubungan sama gastronomi saja deh ya :-)

Friday, May 21, 2010

#818 - My Life in Bandung

ENGLISH

By the end of this week, one chapter of my life officially comes to an end: Living in Bandung. Next Sunday, I am going back to my hometown, Yogyakarta.

Having lived for about 46 months in Bandung right now has been one important and colorful part of my life. I think I have become a different and better person now, than I was 46 months ago. Looking back at my 46 months life in Bandung, I think I can put them into four different phases.

Phase 1 : Moving In

I still remember the day I moved to Bandung. It was Monday and my parents drove me to this city, bringing all the things I might need, including a TV!! Well, this was my first entry in this blog in Bandung. Not long after moving in, I had this bad experience, where my cellphone was stolen! I had my first day as a college student this time and met new people and be friend with them.

At that time, moving to Bandung felt like a pretty big deal. I mean, it would be my first time living on my own. At that time, the distance of only 400 km seemed to be that "far" away from my comfort zone, in Yogyakarta. But, I am REALLY glad I came out of my comfort zone!! I am becoming the person I am now because I made a decision to leave Yogyakarta!! :-)

Anyway, the first phase was the hardest one, because I was completely a stranger to this new city and environment. Bandung is so different with Yogyakarta. But in the end I adjusted myself to this new city, and I entered the second phase.

Phase 2 : Settling In

After living for about two months in Bandung, I was getting used to all the new things surrounding me. I was adjusting myself to get used to the transition from high-school student to a college student. At that time I was so occupied with all the workloads from campus, but I still managed my time to be officials at two campus' activities, BTS (an internal magazine) and Komat (a national mathematics competition held by my department). If you are interested enough, you can read my entries from October 2006 to January 2007.

Though this phase was still not my favorite one, but I started to like living in Bandung. I made some new friends, I knew some places to hang out and surf the net (I still hadn't subscribed to an internet operator at that time), and I started to make myself comfortable living in Bandung. I wouldn't call myself a Bandung citizen, but I DID live in Bandung :-).

Phase 3 : Citizen-ized

This is the longest phase out of all, in fact, most of my 46 months of life in Bandung is within this phase. At this phase, I completely became a citizen of Bandung. I was very comfortable with the city and even though the workload was huge, I didn't feel them as a big burden upon my shoulder anymore. Sure the workload was still much, but I could handle it really really well. In fact, I even became much more active in campus activities, with the peak was achieved with me being elected to be the president of my department's student council, at this time. Anyway, at that time I was also official on some other programs.

This phase was my favorite phase of all. I enjoyed living in Bandung and the city had been the second home for me. I had such a great time, with a good balance between college and fun. If you are interested, this phase covered most 2007 until 2009. You can find the link at the archive of this blog ;-)

So yeah, those time was such a super busy time ;-) I am so proud of myself for being able to manage my time really well and got through all those time with flying colors.

Phase 4 : Moving Out

There is a start, there is an end. Actually, this phase started at around my graduation day last February. But some considerations about my future which would eventually lead to this phase had occurred since months before.

As I was approaching the end of my under-graduate study, I had to figure out what I wanted to do next. The answer was easy for me: continuing my study to a higher degree. The harder question was: "Where?". I had an option to continue Phase 3, by taking my master degree in Bandung. But deep down, I had a bigger ambition, a bigger dream. I really want to study abroad, to broaden my horizon, to have that kind of experience. Beside, staying in Bandung would mean that I will stay in my comfort zone while getting out of my comfort zone has been proved to be a great thing for me.

My prayer was answered through this great news. Well, the news also meant that my life in Bandung should come to an end really soon :-) I have a working contract which will expire this May, and I decided to stay in Bandung until this working contract expires. Beside, I also need time to move out, right? :-) After that, I will go back home to Yogyakarta to prepare for the next chapter of my life. Hopefully there won't be many problems.

Well, this week, it officially comes to an end. I have bought a flight ticket back to Yogyakarta this Sunday. I have also packaged most of my stuffs back to home. This is really it, leaving Bandung. I am excited but somehow a bit sad at the same time, but I know I have to look forward and be ready for what the future has in store for me :-)

The details about this last week will be posted soon :-) Be patient.



ps : picture was taken from this page

BAHASA INDONESIA

Dengan berakhirnya minggu ini, satu bab dari hidupku juga berakhir: hidup di Bandung. Minggu besok, aku akan kembali ke kota asalku, Yogyakarta.

Hidup selama 46 bulan di Bandung sudah menjadi bagian yang penting dan berwarna-warni dari hidupku. Aku rasa aku telah berubah menjadi seseorang yang berbeda dan lebih baik dibandingkan 46 bulan yang lalu. Menilik 46 bulan kehidupanku di Bandung, aku rasa aku bisa membaginya ke dalam empat fase yang berbeda.

Fase 1: Moving In (Pindahan Awal)

Aku masih ingat hari ketika aku pindah ke Bandung. Waktu itu adalah hari Senin dan orangtuaku bersamaku naik mobil menuju Bandung, membawa semua barang yang akan aku butuhkan, termasuk sebuah TV!! Yah, ini adalah posting pertamaku di blog ini di Bandung. Tidak lama setelah pindah ke Bandung, aku mengalami pengalaman buruk ini, dimana hp-ku dicuri orang! Aku memulai hari pertamaku sebagai mahasiswa pada waktu ini dan bertemu banyak orang baru dan memiliki banyak teman baru.

Waktu itu, pindah ke Bandung serasa seperti hal yang sangat besar. Maksudnya, untuk pertama kalinya aku akan hidup sendiri. Waktu itu, jarak yang hanya sekitar 400 km saja terasa "jauh" loh dari zona nyamanku, di Yogyakarta. Tetapi, aku SANGAT lega aku berani keluar dari zona nyamanku!! Aku menjadi sekarang ini kan karena aku memutuskan untuk meninggalkan Yogyakarta!! :-)

Ngomong2, tentu fase pertama ini adalah yang terberat, karena aku benar-benar seorang asing di kota dan lingkungan yang baru. Bandung benar-benar berbeda dari Yogyakarta. Tetapi akhirnya aku mampu untuk menyesuaikan diri, dan masuk ke fase kedua.

Fase 2 : Settling In (Menyamankan Diri)

Setelah hidup selama sekitar dua bulan di Bandung, aku merasa semakin terbiasa dengan semua hal baru yang mengelilingi aku. Aku membiasakan diri dengan transisi dari seorang pelajar SMA ke seorang mahasiswa. Waktu itu, aku benar-benar disibukkan dengan banyak pekerjaan dari kampus, tetapi aku masih bisa meluangkan waktu untuk menjadi panitia di dua acara kampus, BTS (majalah internal), dan Komat (kompetisi matematika nasional yang diadakan jurusanku). Kalau tertarik, bisa dibaca di posting-postingku dari Oktober 2006 hingga Januari 2007.

Walau fase ini bukanlah fase favoritku, tapi di fase ini aku mulai menyukai Bandung. Aku memiliki beberapa teman baru, aku tahu tempat untuk jalan-jalan dan internetan (aku masih belum memasang internet di kos waktu itu), dan mulai menyamankan diriku di Bandung. Aku masih belum menyebut diriku orang Bandung, tetapi aku MEMANG tinggal di Bandung :-)

Fase 3 : Citizen-ized (Ter-Bandung-isasi)

Fase ini adalah fase terlama dari semua, malah, sebagian besar dari kehidupan 46 bulanku di Bandung ada di dalam fase ini. Di fase ini, aku benar-benar menjadi penduduk Bandung. Aku merasa nyaman dengan kotanya dan walau pekerjaan ada banyak sekali, aku tidak terlalu merasakannya sebagai beban berat di pundakku. Memang ada banyak pekerjaan, tapi aku bisa meng-handle-nya dengan baik. Malah, aku menjadi semakin aktif juga di kegiatan kampus, dengan puncaknya adalah menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusanku, pada waktu ini. Oh ya, waktu itu aku juga menjadi panitia di banyak acara lain.

Fase ini adalah fase favoritku. Aku benar-benar menikmati tinggal di Bandung dan kota ini telah menjadi rumah kedua bagiku. Aku memiliki masa-masa yang indah, dengan keseimbangan yang bagus antara kampus dan kesenangan. Kalau tertarik, fase ini ter-cover di sepanjang 2007 hingga 2009. Bisa dicari deh link-nya di blog ini ;-)

Jadi, ya, waktu-waktu itu memang waktu yang sangat menyibukkan ;-) Aku bangga dengan diriku yang mampu mengatur waktuku dengan baik dan melewati semuanya dengan sangat lancar sekali.

Fase 4 : Moving Out (Keluar dari Bandung)

Ada awal, ada akhir. Sebenarnya, fase ini dimulai pada saat wisudaku akhir Februari lalu. Hanya saja memang beberapa pertimbangan tentang masa depanku yang akhirnya membuat fase ini untuk dimulai telah muncul sejak beberapa bulan sebelumnya.

Dengan mendekatnya masa akhir studi tingkat sarjanaku, aku harus memikirkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Bagiku, jawabannya sederhana: melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Pertanyaan yang lebih sulit adalah: "Dimana?". Aku memiliki pilihan untuk melanjutkan Fase 3, yaitu dengan kuliah S2 di Bandung. Cuma di dalam lubuk hatiku, aku memiliki ambisi yang lebih besar, mimpi yang lebih besar. Aku sangat ingin belajar di luar negeri, untuk memperluas wawasanku, dan memiliki pengalaman itu. Di samping itu, tinggal di Bandung berarti aku tetap tinggal di zona nyamanku padahal keluar dari zona nyaman telah terbukti merupakan suatu hal yang hebat yang pernah terjadi dalam hidupku.

Doaku dikabulkan melalui berita hebat ini. Hmm, berita itu juga berarti hidupku di Bandung harus berakhir segera :-) Aku memiliki kontrak kerja yang akan berakhir Mei ini, dan aku memutuskan untuk tetap tinggal di Bandung hingga kontrak kerjaku habis. Di samping, aku tentu butuh waktu untuk keluar dari Bandung kan? :-) Setelah itu, aku akan balik ke Yogyakarta untuk mempersiapkan bagian selanjutnya dari hidupku. Mudah2an tidak akan ada banyak masalah.

Hmm, minggu ini, semua benar-benar akan berakhir nih. Aku sudah beli tiket pesawat balik ke Yogyakarta hari Minggu ini. Aku juga sudah mengirimkan kebanyakan barang-barangku di Bandung ke rumah. Ini memang adalah saatnya, meninggalkan Bandung. Aku merasa sangat bersemangat tetapi sekaligus sedikit sedih juga, cuma aku tahu aku harus terus memandang ke depan dan siap dengan apa yang telah disiapkan oleh hidupku kepadaku kan :-)

Detail mengenai minggu terakhir ini aku tulis segera :-) Sabar yah.

Saturday, May 01, 2010

#814 - Bye Bye April

ENGLISH

Starting today, a brand new month has come: May. Well, somehow I am glad that now I have passed April. These past three years, April hasn't been good months for me, especially April two years ago. I categorize April as a not so good month for me because of my close-attachment to internet (well, yeah, I chose not to use the phrase "my addiction to" because this phrase somehow sounds 'negative', LOL). These past three years, I have always experienced problems with internet connection, and it always happened in April. Not like two years ago, or one year ago, where I experienced troubles with my laptop which eventually led me not to be able to connect to the internet freely, this year the problem had nothing to do with my laptop.

The weather in Bandung is always d*mn bad from January until around May, where storm (and lightning) can occur anytime. I made a good decision by unsubscribing my internet connection at my room. Thus, putting my laptop away from the danger of being lightning-struck again for the third time (the main cause of the problems I had one and two years ago was the same: lightning-struck). That's why my laptop is perfectly fine right now, even though I have had a plan to buy a new one because it's aging. Speaking of which, time, again, flies as my laptop is almost four years old now!! I still remember I got this laptop this time in 2006 as I was preparing myself to move to Bandung.

Anyway, back to topic, ever since I unsubscribed my internet connection, I surfed the internet using my brother's internet connection in his room. There are at least two advantages from this move: (1) We only have to pay for ONE connection each month instead of two; (2) his internet connection had always been a lot better than mine, as it was faster while mine was troublesome. This April, my brother's internet connection experienced huge trouble: being unstable. Sometime it was on, the other time it was not. The annoying thing is that most time I tried to connect to the internet, it was the time while it was off. Damn!! Even when I was writing this entry,at least two times the connection was off!!

Well, moving to another point of view, the end of April means that I am coming to the end of one part of my life: Bandung. I am moving out from Bandung this May. I still don't know exactly when I will move out, but it will definitely be this month, along with the expiration of my teaching contract at Unpar ;-) Well, living in Bandung for 46 months has really been one important part of my life. All those 46 months have been recorded by this blog, that's amazing!

The end of one part of life is the beginning of a new chapter of life, and that's where I am now. I am ready to start a new chapter of my life, a big one. And I am really excited about it!!

BAHASA INDONESIA

Mulai hari ini, bulan baru telah tiba: Mei. Entah kenapa aku merasa lega bulan April telah berlalu. Tiga tahun terakhir ini, April bukanlah bulan yang baik untuk aku. Aku mengatakan April bukan bulan yang baik karena hubunganku yang erat dengan internet (hahaha, aku memilih tidak menggunakan istilah "kecanduanku dengan" soalnya istilah ini negatif banget sih, LOL). Tiga tahun terakhir ini, aku selalu memiliki masalah dengan internetku lho, dan selalu di bulan April. Nggak seperti dua tahun yang lalu, atau setahun yang lalu, dimana aku mengalami masalah dengan laptopku sehingga aku nggak bisa interneta, kali ini masalahnya nggak berhubungan sama laptop.

Cuaca di Bandung selalu aja nggak baik semenjak Januari hingga sekitar Mei, dimana badai (dan petir) bisa terjadi kapan pun. Aku membuat keputusan baik dengan menghentikan akses internet ke kamar kosku. Makanya, artinya laptopku jadi lebih aman dari ancaman tersambar petir (penyebab utama laptopku rusak setahun dan dua tahun lalu kan ini: tersambar petir). Makanya sekarang seh laptopku baik-baik saja, walau aku ada rencana untuk beli laptop baru sih nantinya karena yang ini kan udah ketuaan. Oh ya, waktu, lagi-lagi, bener-bener cepet yah karena tiba-tiba laptopku sudah hampir berumur empat tahun nih!! Aku masih inget aku dapat laptop ini waktu ini di tahun 2006 ketika aku sedang mempersiapkan diri untuk pindah ke Bandung.

Ngomong2, balik ke topik, sejak aku berhenti berlangganan internet, aku internetan pake koneksi internetnya adikku di kamarnya dia. Setidaknya ada dua keuntungan dari tindakan ini: (1) Kami cuma harus bayar SATU koneksi aja, bukannya dua, (2) koneksinya dia lebih ok dari koneksi lamaku, karena lebih cepat sementara tempatku sering bermasalah. April ini, sayangnya koneksinya di tempat adikku juga mengalami kejadian parah luar biasa: nggak stabil. Kadang nyala, di waktu lain mati. Nyebelinnya, sering kali tiap aku mau internetan, eh ternyata waktu itu pas sedang mati. Sial!! Bahkan ketika aku sedang menulis posting ini pun, setidaknya dua kali lho koneksinya nggak jalan!!

Hmm, berpindah ke sudut pandang lain, berakhirnya bulan April berarti aku menuju akhir dari satu lembaran hidupku: Bandung. Aku akan pindah dari Bandung bulan Mei ini. Aku masih belum tahu sih tepatnya tanggal berapa aku akan pindah, hanya saja aku sudah tahu pasti itu adalah bulan Mei ini, bersamaan dengan habisnya kontrak kerjaku dengan Unpar ;-) Hmm, hidup selama 46 bulan di Bandung telah menjadi satu bagian penting dalam hidupku. Dan keseluruhan 46 bulan itu telah terekam di blog ini, hebat kan!!

Akhir dari suatu bagian kehidupan adalah babak baru bagi kehidupan itu, dan disitulah aku berada sekarang. Aku sangat siap untuk memulai bagian baru itu, bagian yang sangat besar. Dan aku sangat bersemangat menghadapinya!!

Thursday, December 31, 2009

#787 - This Decade's Last Entry

ENGLISH

Well, this entry is the last entry posted this decade of 2000s (2000-2009). I have been blogging for almost half a decade, wow!! I think it's quite an achievement!! :-) This decade has been so colorful for me. Sure I started blogging in April 2005, so what happened around and to me before that month weren't recorded here.

I started this decade as a 6th grader and now I end this decade as a nearly graduated undergraduate student. These last 10 years, time really flies!! I think it might be because I had my secondary school education and above during this decade. I don't know why but I think sometimes I feel 3 years in Junior High School or Senior High School ran really fast. They were not like half the time I spent in Elementary School (6 years), they seemed to be shorter than that (or alternatively, the time I spent in elementary school seemed to be longer than how long it actually was, LOL). The same thing also occured during my undergraduate study. I started as a freshman seven semesters ago and now I am already in the end of it! Wow!! Anyway, a lot of things had happened during this decade, sweet thing, sour thing, good thing, bad thing, and anything else happened which enrich myself. I will always reminisce the 2000s as the decade where I learnt and enriched myself to be a grown-up.

Well, this also means that this is also the last entry in 2009. Looking back, 2009 has been another interesting (and also busy) year. My main "theme" in campus was my thesis. I started 2009 working on my thesis through Seminar Class. The class was continued by thesis class this semester. It was all concluded with my final presentation two weeks ago. I also had fun in 2009.

Looking at the coming 2010, a big challenge is approaching me. I will start 2010 as a graduate. The options of what I can do next are really wide and really serious! I need to really think about what I want to do and what is best for me. Will I start looking for a real job or will I continue my study or will I do something else? The real world is in front of me. Honestly, it looks kinda scary from the place where I am in now but sooner or later I must bring myself in to that world. That's why I need to prepare myself as best as possible. I always pray to God to help me set my direction and make my step to achieve that.

BAHASA INDONESIA

Yah, posting ini adalah posting terakhir dasawarsa tahun 2000an ini (2000-2009). Aku sudah mengeblog selama hampir setengah dasawarsa lho, wow!! Aku rasa lumayan presetasi juga tuh!! :-) Dasawarsa ini benar2 telah menjadi suatu yang berwarna buatku. Ya memang aku baru mulai mengeblog sejak April 2005, makanya apa yang terjadi di sekitarku sebelum bulan itu tidak terekam disini.

Aku memulai dasawarsa ini sebagai murid kelas 6 SD dan kini aku mengakhirinya sebagai seorang yang akan lulus kuliah S1. Sepuluh tahun ini, waktu benar2 cepat berlalu!! Aku rasa mungkin itu karena aku menjalani pendidikan menengah dan lebih tinggi pada dasawarsa ini. Aku tak tahu kenapa tetapi yang jelas kadang aku merasa 3 tahun di SMP ato SMA itu terasa cepat sekali lho. Kayanya waktunya itu nggak seperti setengah waktu yang aku habiskan semasa SD (6 tahun), terasanya jauh lebih singkat dari itu (atau bisa juga sih dipandang waktu di SD terasa lebih lama dari seharusnya, LOL). Hal yang sama juga terjadi di masa perkuliahan. Aku memulai sebagai mahasiswa baru tujuh semester yang lalu dan kini aku sudah ada di penghujungnya!! Wow!! Yah, omong2 ada banyak hal yang terjadi dasawarsa ini, hal manis, hal pahit, hal baik maupun buruk, dan hal-hal lainnya yang telah memperkaya diriku. Aku akan selalu mengingat masa 2000an ini sebagai dasawarsa dimana aku belajar dan memperkaya diriku menjadi seorang manusia yang dewasa.

Yah, ini artinya posting ini juga merupakan posting terakhir di tahun 2009. Menilik kembali, 2009 telah menjadi tahun yang menarik (dan juga sibuk). "Tema" utamaku di kampus adalah skripsi. Aku memulai 2009 dengan pengerjaan skripsi melalui kelas Seminar. Kelas itu dilanjutkan dengan kelas Skripsi semester ini. Semua itu berpuncak pada sidang akhirku dua minggu lalu. Yah, di samping itu tahun 2009 juga sudah menjadi tahun yang asik juga sih.

Menatap tahun 2010 yang akan segera datang, tantangan besar menghadapiku. Aku akan memulai 2010 sebagai seorang sarjana. Pilihan akan apa yang bisa aku lakukan kemudian sangatlah luas dan serius! Aku benar-benar harus memikirkan apa yang ingin aku lakukan dan apa yang terbaik untukku. Apakah aku akan mencari pekerjaan sebenarnya ataukah aku akan sekolah lanjut ataukah aku akan mengerjakan sesuatu yang lain? Dunia nyata kini sudah benar-benar di depan mata. Yah, jujur, dari tempat aku berada kini, itu nampak menyeramkan tetapi aku tahun bahwa cepat atau lambat aku harus membawa diriku masuk ke dalamnya. Oleh karenanya aku harus benar-benar mempersiapkan diriku sebaik mungkin. Aku selalu berdoa pada Tuhan untuk menolongku menentukan arah dan membuat langkah untuk mencapainya.

Saturday, December 26, 2009

#784 - Blog Change

ENGLISH

As of now, it has been one week since I went back to Yogyakarta in this year end holiday. So far, it has been a fun holiday :-) I hanged out with my friends, some relatives came to town, etc. For now, I want to write about my blog's recent (big) change.

Last week I received a notification that Haloscan's free service is about to end in 15 days (next week) unless I upgraded my account to ECHO, in which I must pay. I decided to revert my commenting system back to Blogger's default. Luckily, Haloscan is professional as they helped me reverting all the blog coding back to Blogger's original commenting system. However, one problem is still tingling in my mind, as apparently I had 9,000+ (nearly 10,000) comments posted in Haloscan (I was "loyal" with Haloscan for almost 4 years I think :-) ), is it possible to export those Haloscan comments to Blogger?

Well, by the way, as I tried to edit my blog myself last week, I decided to change my blog's layout. I actually wanted to change my blog's background to something brighter with dark texts as I thought it might be more comfortable to read. However, during the first 4.5 years of me blogging (about 750+ entries), I colored all the texts in each entry myself, making the color was NOT defaulted. Therefore, if I change the background to something bright, let's say white, my older entries will still remain in the same color. Then, because I used dark background, the colors I picked were suitable to dark background, making the texts unreadable (or hard to read, at least) in bright background. Therefore I had no other option than to still change the layout to another dark background :-) I still have other option tho if I want to use bright background: changing all older entries' texts' color(s) to something dark. However, I think this is not feasible as of now because I have 750+ entries to work on if I choose this option :) Anyway, I also decided to throw the plane's picture away, as I think it made people harder to read the entry... :D

BAHASA INDONESIA

Sampai saat ini, sudah seminggu nih sejak aku balik ke Yogyakarta dalam rangka liburan akhir taun. Sejauh ini sih sudah menyenangkan loh :-) Aku jalan2 sama teman2, beberapa saudara datang, dll. Untuk sekarang, aku akan menulis tentang perubahan (besar) di blogku akhir2 ini deh.

Minggu lalu aku menerima pemberitahuan bahwa fasilitas gratisan Haloscan akan berakhir dalam 15 hari (minggu depan) kecuali aku meng-upgrade akunku ke ECHO, dimana aku harus membayar. Nah, aku memutuskan untuk mengembalikkan sistem komen ke sistem milik Blogger. Untungnya, Haloscan profesional juga lho karena mereka membantuku mengembalikan kode program blogku ke kode asli dengan sistem komen Blogger. Namun, masih ada masalah yang terngiang di kepala nih, karena ternyata aku memiliki 9.000+ (hampir 10.000 malah) komen yang dipos di Haloscan (ya, aku "setia" sama Haloscan selama nyaris 4 tahun rasanya :-) ), mungkinkah mengekspor komen dari Haloscan itu ke Blogger?

Yah, omong2, ketika aku mencoba mengedit blogku sendiri minggu lalu, aku memutuskan sekalian untuk mengganti layout-nya. Sebenarnya aku ingin mengganti latar belakang blogku dengan sesuatu yang cerah dengan tulisan gelap karena rasanya kombinasi itu adalah kombinasi yang paling nyaman untuk membaca. Namun, selama 4,5 tahun pertama aku ngeblog (sekitar 750+ posting), aku memberi warna secara manual ke setiap postingku. Akibatnya, warnanya TIDAK otomatis / default. Makanya, kalau aku mengganti latar belakang ke sesuatu yang cerah, misalnya putih, posting lamaku akan tetap memiliki warna yang sama. Karena aku dulu menggunakan latar belakang gelap, makanya warna tulisannya cocok dengan latar belakang gelap, akibatnya tulisannya tidak bisa dibaca (atau setidaknya sulit dibaca) di latar belakang cerah. Makanya nggak ada pilihan lain deh selain tetap menggantinya ke layout lain dengan latar belakang gelap :-) Masih ada pilihan lain sih sebenarnya jika ingin tetap menggunakan latar belakang cerah: mengganti semua warna tulisan di posting lama ke sesuatu yang gelap. Namun, aku rasa pilihan ini tidak mungkin dipilih karena aku jadi ada 750+ posting yang harus diedit apabila ini dilakukan :) Oya, aku juga sekalian deh memutuskan untuk membuang gambar pesawatnya, soalnya kayanya gambar itu malah membuat orang sulit membaca postingnya... :D

Thursday, October 08, 2009

#769 - IELTS Test

ENGLISH

I actually have a plan to take an IELTS test, the international and official one, within this month. The problem is that I have never taken this test before. Sure I have taken TOEFL test, even the international one, this time, but I have no experience in IELTS, at all :)

Therefore, before taking the actual test which cost USD 180, I need to make sure that I am ready for it so that I will achieve the score that I need. To reach that, I have decided to take a practice test at TBI which cost Rp 300,000.-. Fair enough I think, and I hoped that I would get many experiences about the test itself, so that I at least have a concept about the actual test I'm taking.

So today, I took the test. It took about 3 hours to complete and after waiting for 30 minutes after the test ended, I got my result. I got a 7! Well, the score is pretty satisfying as I have never taken any IELTS test before, hehe. Well, actually I could have done better. The tester told me I made some minor mistakes in some parts. I also made a pretty stupid mistake in the Reading Section. Qualitatevely, actually I got every single answer on that part CORRECT!! However, I didn't follow the instruction properly (I didn't read it carefully as I focused on the questions and passages, honestly), instead of writing 'YES' for 'TRUE' and 'NO' for 'FALSE', I wrote 'TRUE' and 'FALSE'. Damnit, they were counted as wrong, haha.

Well, tho it was a bit disappointing, I'm very satisfied that the purpose of me taking practice test was achieved!! I made some mistakes, minor and major ones, and that's the reason why I took practice test: to make mistakes!! By making mistakes, I learn from them and know how to do better next time, right? hehe :) Had I not made those mistakes, I would probably have still had no idea about those mistakes and I might make one during my actual test, which is my main target, right?

Therefore, this test was a complete success for me. I reached my personal score target and I also made mistakes and learn from them!! So quantitatively and qualitatively, the test was a success for me. Rp 300,000.- paid off, hehe. Anyway, wish me luck on my actual test! :)

BAHASA INDONESIA

Aku sebenarnya berencana untuk mengambil tes IELTS, yang resmi dan internasional, pada bulan ini. Masalahnya, aku belum pernah mengambil tes ini sebelumnya. Memang sih aku sudah pernah mengambil tes TOEFL, bahkan yang internasional loh, yaitu pada waktu ini, tapi aku sama sekali tidak punya pengalaman di IELTS :)

Makanya, sebelum mengambil tes benerannya yang harganya 180 dollar, aku perlu memastikan bahwa aku siap untuk mengambilnya sehingga aku bisa mencapai nilai yang aku butuhkan. Untuk mencapainya, aku memutuskan untuk mencoba mengambil tes latihannya di TBI, yang seharga Rp 300.000,-. Wajar sih, karena aku berharap aku akan mendapat pengalaman tentang tes itu, jadi setidaknya aku ada bayangan akan tes yang mau aku ambil.

Jadi hari ini, aku mengambil tes itu. Kira2 3 jam lah waktu yang dibutuhkan dan setelah menunggu 30 menit setelah tes berakhir, aku mendapat hasilnya. Aku dapet 7 loh! Yah, nilainya lumayan memuaskan karena aku benar2 tidak pernah mengambil IELTS sebelumnya, hehe. Hmm, sebenarnya, ternyata aku bisa dapat lebih baik lho. Pengujinya memberi tahu bahwa aku membuat beberapa kesalahan kecil pada beberapa bagian. Trus, ada juga kesalahan bodoh yang aku buat di Bagian Reading. Secara kualitatif, jawabanku di setiap nomor itu BENAR lho!! Namun, ternyata aku tidak teliti dan tidak mengikuti petunjuk pengerjaan soal (jujur sih memang petunjuknya hanya aku baca sekilas saja karena aku fokus pada soal dan bacaan), bukannya menulis 'YES' untuk 'TRUE' (benar) dan 'NO' untuk 'FALSE' (salah), aku malah menulis TRUE dan FALSE saja. Sial, disalahin deh, haha.

Yah, walau agak mengecewakan sedikit, tapi aku justru puas lho karena tujuanku mengambil tes latihan jadi tercapai!! Aku membuat kesalahan, kecil dan parah, dan alasan aku mengambil tes latihan kan untuk membuat kesalahan!! Dengan membuat kesalahan, aku belajar darinya dan tahu bagaimana untuk mengerjakan lebih baik nantinya kan? hehe :) Andai aku tidak membuat kesalahan itu, mungkin aku masih ga ada bayangan akan kesalahan2 itu dan bisa saja di tes sebenarnya malah salah, ya kan?

Makanya, tes tadi adalah tes yang sukses untuk aku. Aku mencapai target nilai personalku dan aku juga membuat kesalahan dan aku belajar darinya!! Jadi, secara kuantitas dan kualitas, tes tadi adalah tes yang sukses untuk aku. Rp 300.000,- tidak sia-sia deh, hehe. Yah, doakan aku di tes yang sebenarnya yah! :)